Kisah persahabatan Bung Karno dengan para tokoh dunia yang terangkum dalam bingkai fotografi.
Bung Karno piawai memainkan lidahnya untuk dua hal. Pertama untuk berpidato. Sebagai pemimpin bangsa, dia sering berpidato untuk membakar, menggugah, dan menginspirasi bangsa ini melakukan tindakan revolusioner. Kedua, dia ahli pula memainkan lidahnya untuk menjalin hubungan dengan para tokoh dari seluruh dunia.
Bung Karno bersama Walt Disney saat mengunjungi Disneyland. (Wikimedia Commons).
Josip Broz Tito saat berbincang bersama Bung Karno. (Wikimedia Commons).
Bung Karno bercengkerama dengan aktris Marliyn Monroe. (Wikimedia Commons).
Bung Karno dan tokoh Vietnam Ho Chi Minh. (Wikimedia Commons).
Bung Karno berjumpa tokoh Uni Soviet Kliment Yefremovich Voroshilov. (Wikimedia Commons).
Bung Karno dan Bung Hatta serta Jawaharlal Nehru tampak akrab saat di bertemu. (Wikimedia Commons).
Bung Karno dan Mao Zedong. (Wikimedia Commons).
Bung Karno tampak serius bersama Eleanor Roosevelt. (Wikimedia Commons )
Bung Karno tampak antusias saat bertemu Antonin Novotny. (Wikimedia Commons).
Pertemuan Bung Karno dan para tokoh itu memunculkan cerita unik. Seperti
saat Bung Karno bertemu dengan para sahabatnya asal Kuba, Fidel Castro
dan Che Guevara. Dituturkan oleh anaknya, Guntur Sukarno, dalam Bung Karno & Kesayangannya,
ucapan Bung Karno tentang Fidel. “Kalau yang paling ‘brengsek’ cara
berpakaiannya adalah Sang ‘Maximo Lider De La Revolution De Cuba’ atau
‘Pemimpin Besar Revolusi Kuba’ Fidel Castro.” Ini bukan ucapan serius,
melainkan candaan bahwa Fidel Castro tidak begitu peduli dengan
penampilannya.
Bung Karno dan sahabatnya Fidel Castro. (Wikimedia Commons).
Bung Karno bersama tokoh Kuba, Che Guevara. (Wikimedia Commons).
Guntur melanjutkan ceritanya. Bung Karno pernah ingin sekali berbicara
santai bersama Fidel dan Che soal cukur jenggot dan kumis. Bung Karno
bertanya kepada mereka, mungkinkan mereka mencukurnya agar terlihat
lebih tampan. Namun hal itu urung terjadi karena Bung Karno merasa bahwa
jenggot dan kumis adalah identitas penting bagi mereka.
Sukarno saat bertemu Josip Broz Tito. (Wikimedia Commons).
Sumber : https://historia.id/
0 comments:
Post a Comment