Follow Us

Sejarah Alat Musik "Gitar"

Bagi penggemar musik akustik pasti akrab dengan petikan dawai atau senar pada alat musik yang disebut gitar. Ya, mendengar jenis alat musik yang satu ini memang termasuk satu diantara alat musik yang banyak digemari. Biasanya, menjadikan gitar sebagai alat musik pilihan dikarenakan mudahnya alat ini dimainkan. Beberapa pemusik bahkan mengaku bahwa gitar adalah jenis alat musik yang tidak bisa dihilangkan saat tengah bermain musik.

Kata “gitar” dalam bahasa Indonesia adalah adaptasi dari bahasa Inggris “guitar” yang diambil dari sebutan untuk alat musik kuno wilayah Persia tahun 1500SM. Alat musik ini sebelumnya dikenal dengan nama "citar" atau "sehtar". Beberapa sebutan untuk alat musik gitar di beberapa negara di Eropa adalah sebagai berikut.

  • Kithara sebutan untuk alat musik berdawai (gitar) di wilayah Yunani kuno
  • Gittern, sebutan gitar di wilayah Eropa Barat
  • Lyre atau Lute adalah sebutan gitar di wilayah Eropa dan Timur Tengah
  • Vihuella, sebutan gitar untuk wilayah Spanyol

Alat musik petik (Kithara) dari Yunani kuno ini terkait erat dengan upacara menghormati Dewa Apollo. Pemain kithara disebut kitharistu, biasanya untuk mengiringi sebuah lagu. Di Yunani kuno, sekitar 800-479 SM, pertunjukan kithara dalam sebuah festival paling ditunggu. Kithara tersusun atas sebuah kotak resonator dari kayu yang disebut echeion, dua lengan tempat senar yang disebut pecheis, dan batang untuk menyetem nada yang dipasang melintang, menggabungkan dua lengan yang disebut kollopes. Kithara biasanya memiliki tujuh senar, yang dimainkan dengan dipetik.

Pertengahan abad 15 hingga 16, alat ini banyak digunakan di Spanyol dan Portugis dan disebut "Vihuella". Vihuella memiliki enam dawai, terbuat dari jalinan usus domba, yang dipasang ganda. Badan vihuella sudah menyerupai gitar modern, berbentuk angka delapan dan memiliki body belakang yang datar. Luis de Milan, musisi Spanyol, membuat komposisi musik vihuella berjudul Libro de música de vihuela de mano intitulado El maestro yang didedikasikan kepada Raja John III dari Portugal.

Gitar Klasik

Memasuki abad 19, gitar klasik mulai berkembang. Instrumennya menggunakan enam dawai tunggal dan penyetelan dengan nada E-A-D-G-B-E. Untuk menyesuaikan nada dawai, sudah menggunakan setelan bergerigi yang menggantikan model pasak. Antonio Torres (1817-1892) membuat perubahan pada body gitar menjadi lebih lebar. Gitar yang sedang berkembang di Eropa, merambat ke Amerika. Christian F. Martin, pendatang dari Eropa, mengembangkan senar baja untuk gitar akustik. Awal abad 20, muncul pemusik blues seperti Robert Johnson dan Huddie Ledbetter.

Gitar Modern

Dawai dari baja ternyata memberi kelemahan pada gitar, yaitu tegangan senar yang kuat dapat merusak body hingga leher gitar. Kekuatan senar baja sendiri adalah suara yang lebih nyaring daripada senar yang terbuat dari usus atau serat nilon. Sekira awal 1900-an, C.F. Martin kemudian mengembangkan penahan berbentuk X di dalam tabung resonansi gitar.

Gitar Elektrik

Di tahun 1948, Clarence Leonidas Fender (1909-1991) meluncurkan gitar elektrik, bernama Broadcaster. Nama itu berganti menjadi Telecaster di tahun 1951. Leo Fender membuat gitar elektriknya mudah digunakan; mudah disetel; minim feed back dari senar dengan memberi amplifier khusus.

Memang belum diketahui secara pasti mengenai sejarah alat musik berdawai ini. Namun, para ahli berpendapat bahwa munculnya gitar bersamaan dengan ditemukannya literatur abad ke 13 yang mendeskripsikan alat musik berdawai sebagai gittern. Sejarah gitar sudah diperkirakan muncul sejak lama karena terukir pada sebuah batu berusia 3300 tahun. Ukiran tersebut menggambarkan seorang penyair dari kerajaan Hittite tengah memegang alat musik dawai. Sebelum gitar elektrik ditemukan, gitar dimaknai sebagai suatu papan suara datar yang terbuat dari kayu panjang, dengan bagian belakang yang juga datar berleher.

 

Dirangkum dari berbagai sumber

Share:

0 comments:

Post a Comment